Connect with us

Banjarmasin

Ketua DPRD Kalsel Turun Temui Massa Demonstran

Published

on

BANJARMASIN, baritobersinar.news – Meski baru saja menjalani operasi ginjal dan kondisi kesehatannya belum pulih benar, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) H Supian HK menunjukkan sikap berani. Dengan langkah perlahan, Senin (1/9/2025) siang, ia keluar dari Gedung DPRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat untuk menemui ribuan demonstran yang memadati halaman kantor dewan.

Didampingi Kapolda Kalsel, Wakil Ketua DPRD, serta Komandan Korem 101/Antasari, Supian berdiri di hadapan massa yang membawa spanduk, poster, dan berorasi lantang. Wajahnya tampak lelah, namun tekadnya jelas: mendengar langsung aspirasi rakyat.

“Kami siap meneruskan semua aspirasi demonstran, termasuk penolakan penetapan Pegunungan Meratus sebagai Taman Nasional. Semua tuntutan akan kami tampung,” tegas Supian dengan suara serak, disambut sorakan massa. Ia juga berpesan kepada aparat keamanan agar memberi ruang bagi masyarakat menyuarakan pendapat dengan tertib.

“Saya tidak akan pernah lupa dengan rakyat. Saya bisa berdiri dua periode sebagai Ketua DPRD itu berkat rakyat,” ujarnya penuh emosi. Satu per satu perwakilan mahasiswa, buruh, petani, ojek daring, hingga warga biasa naik ke pengeras suara menyampaikan unek-unek mereka.

Kritik mengalir deras dari sorotan atas kebijakan DPRD hingga kepedulian anggota dewan terhadap kondisi ekonomi rakyat yang kian sulit. “Suara rakyat adalah suara Tuhan. Kami hadir bukan untuk anarkis, tapi agar pejabat tidak semena-mena dengan kewenangan,” tegas Adi, salah seorang pengunjuk rasa.

Seorang ibu dari kalangan masyarakat pun menyuarakan isi hati rakyat kecil. “Dewan punya banyak fasilitas, tapi kurang peka. Tolonglah kami, rakyat sedang kesulitan ekonomi. Kami datang dengan damai, hanya ingin didengar,” katanya lirih, namun membuat suasana semakin haru.

Aksi yang digalang Aliansi Kalsel Melawan itu menjadi gelombang besar penegasan aspirasi rakyat Banua. Mereka menuntut mulai dari pembatalan kebijakan Taman Nasional Meratus yang dinilai merugikan masyarakat adat, perbaikan nasib ojek daring, kenaikan gaji honorer, hingga desakan reformasi DPR dan Polri.

Hari itu, halaman Gedung DPRD Kalsel bukan hanya panggung demonstrasi, melainkan juga saksi sejarah: seorang Ketua DPRD yang baru pulih dari meja operasi, tetap memilih berdiri bersama rakyat. (adv/bbn).