Connect with us

Banjarmasin

DPRD Kalsel Gali Strategi dan Inspirasi Majukan Kebudayaan Banua

Published

on

BANJARMASIN, baritobersinar.news – Komisi IV Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah melakukan studi komparasi ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebuah daerah yang dikenal luas sebagai laboratorium kebudayaan nasional. Kunjungan ini menjadi ikhtiar serius untuk mencari strategi dan inspirasi dalam memajukan kebudayaan Banua.

“Kami ke DIY untuk menggali strategi dan inspirasi memajukan kebudayaan Banua. DIY memiliki sistem pengelolaan budaya yang sudah sangat baik, terstruktur, dan menjadi rujukan nasional,” ujar Gt. Iskandar, Sabtu (11/10/2025). Mantan anggota DPR RI itu menegaskan, kebudayaan adalah fondasi karakter suatu daerah. Tanpa perhatian serius, identitas dan warisan budaya akan memudar di tengah tekanan modernisasi.

Kalsel yang dihuni lebih dari empat juta jiwa pada 13 kabupaten/kota menyimpan kekayaan budaya luar biasa dari seni tradisi, kerajinan rakyat, bahasa, hingga adat istiadat. Namun, kekayaan itu terancam jika tidak segera dikelola secara terencana.

“Jika tidak ada langkah nyata untuk melestarikan, meneliti, dan mempromosikannya, kebudayaan kita bisa perlahan hilang,” ujar Gt. Iskandar yang juga Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BP Perda) DPRD Kalsel.

Ia menekankan pentingnya pembentukan Dinas Kebudayaan yang berdiri sendiri di Kalsel sebagai langkah strategis agar arah pembangunan kebudayaan lebih terfokus, berkelanjutan, dan punya payung kelembagaan yang kuat. Rombongan Komisi IV diterima Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY, Budi Husada, bersama jajarannya pada Jumat (10/10/2025).

Dalam pertemuan itu, Dinas Kebudayaan DIY memaparkan program-program unggulan, mulai dari pemeliharaan situs sejarah, pengembangan seni pertunjukan, pendidikan budaya di sekolah, hingga pemberdayaan komunitas seni dan pelaku budaya.

Mereka juga menjelaskan bagaimana pemerintah DIY membangun partisipasi publik melalui dukungan bagi kelompok seni lokal, penyelenggaraan festival budaya, dan integrasi nilai budaya dalam sektor pariwisata strategi yang terbukti ampuh menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu pusat budaya paling hidup di Indonesia. Budi menegaskan, Yogyakarta selalu terbuka untuk berbagi pengalaman dengan daerah lain.

“Yogyakarta selalu terbuka berbagi pengetahuan. Kebudayaan bukan sekadar warisan masa lalu, tetapi sumber inspirasi masa depan. Semoga kunjungan ini menjadi awal kerja sama yang semakin erat antar daerah,” ujarnya. Ia menambahkan, keberhasilan pengelolaan budaya di Yogyakarta lahir dari sinergi kuat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan komunitas budaya. Pemerintah berperan sebagai fasilitator, sementara masyarakat menjadi pelaku utama pelestarian budaya.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Komisi IV DPRD Kalsel juga menyoroti tantangan besar pelestarian budaya di era digital, termasuk pergeseran nilai masyarakat, penetrasi budaya global, hingga ancaman hilangnya tradisi akibat minimnya dokumentasi dan regenerasi pelaku seni.

Studi komparasi ini turut diikuti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, dan menjadi bagian dari kunjungan kerja ke luar daerah pada 9–11 Oktober 2025. Kunjungan tersebut diharapkan menjadi dorongan kuat bagi Kalsel untuk menyusun langkah konkret dalam memajukan kebudayaan Banua, sekaligus memastikan warisan leluhur tetap hidup dan relevan bagi generasi masa depan. (adv/bbn).